Minggu, 17 Juli 2011

SORGA DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِرَّ الْوَالِدَيْنِ طَرِيْقَةً إِلىَ الْجَنَّة , وَ صَلاَة ًوَ سَلاَمًا دَائِمَيْن وَ مُتَلاَزِمَيْن لِرَسُوْلِ اللهِ , اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ اَمَّا بَعْدُ :
الْمُحْتَرَامُ اَسَاتِز وَ اَسَاتِزَات قَدْ اَرْشَدُوْنَا وَ هَدُوْنَا إِلىَ هَدْيِ اللهِ , بَرَكَ اللهُ عُمُوْرَهُمْ وَ ارْزَاقَهُمْ آمِيْن اَللَّهُمَّ آمِيْن , ثُمَّ الْمُحْتَرَام الطَّالِبِيْن وَ الطَّالِبَات رَحِمَكُمُ اللهُ.
طَيِّبْ فىِ هَذِهِ الْفُرْصَةِ الْمُبَارَكَةِ إِنْ شَآءَ اللهُ تَعَالىَ سَأُقَدِّمُكُمْ الْمُحَاضَرَة تَحْتَ الْمَوْضُوْعِ ...

الْجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَمِ اْلاُمَّهَاتِ
SORGA DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا ﴿الاسراء : 17
Allah, your Creator, has ordained, that you worship no one but Him and you adore Him with appropriate acts and rites and that you commit your parents to your kind care. When one or both of them attain old age they expect your friendly disposition by your conduct to them. Therefore do not offend them by giving vent to an exclamation of impatience or disgust nor should you rebuke or reprimand them and let your dissertation with them be a sweet discourse.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
وَالَّذِي قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا أَتَعِدَانِنِي أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُونُ مِنْ قَبْلِي وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ اللَّهَ وَيْلَكَ آَمِنْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَيَقُولُ مَا هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (الاحقاف 17)
And We presented them with clear divine evidence serving as the ground for belief, yet they did not move to disagree among themselves and be at variance until they had received informative knowledge and intellectual acquaintance with the truth. They, then, vented what their breasts* have forged of enmity, ill- will and envy occasioned by their contemplation of your superior advantages. But Allah shall judge between them on the Day of Resurrection on the strained points upon which the whole unreasoning turns,
Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: "Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar." Lalu dia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka."
Berbakti dan berbuat baik kepada Orang tua adalah salah satu perkara yang diperintahkan oleh Allah Swt. Jangan sekali-kali mengatakan suatu perkataan yang dapat menyakiti perasaannya, Kata Allah  فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا اُفٍّ  Janganlah kamu katakan cis pada kedua orang tuamu, perkataan ini dapat menyakiti  hati orang tua, yang kemudian hal itu menyebabkan orang tua tidak redha pada anaknya dan sementara keredaan orang tua itu adalah kunci untuk meraih Keredaan Allah SWT,
رِضَى اللهِ فى رِضى الْوَلِدَيْنِ وَ سُخْطُ اللهِ فىِ سُخْطِ الْوَلِدَيْنِ
" REDHA ALLAH TERLETAK PADA KEREDHAAN KEDUA ORANG TUA dan MURKA ALLAH TERLETAK PADA MURKA KEDUA ORANG TUA "
Banyak sekali bukti celaka bagi orang yang menyakiti hati orang tuanya, Malin Kundang dalam legendaris Minang Kabau dia Dikutuk Menjadi Batu oleh ibunya lantaran Kacang Lupa sama Kulitnya ketika berada dikampung dengan orang tua, hidup serba pas-pasan, makan hanya dengan apa adanya dia patuh dan santun sama orang tua, tetapi ketika allah telah berikan jalan hidup yang lebih baik, merantau kenegri orang, kemudian bi-iznillah dengan izin allah dia kaya Raya dan suatu ketika dia kembali kekampung asalnya dan berjumpa dengan Ibu kandungnya, malahan dia melontarkan ucapan Engkau bukan ibuku, inilah yang disebut dengan kacang Lupa sama kulitnya, padahal ibu 3x disebutkan dalam hadist setelah itu baru bapak, mari kita simak Nyanyi Ibu Berikut ini .,.,………………………….,
Hari ini Banyak lahir malin kundang-malin kundang baru yang ketika kecil di-asuh, ditimang-timang dan disayang-sayang oleh orang tuanya, ditengah malam se-ekor nyamuk menggigit masih dihalau dan dijaga, biarlah perutnya ditahan asalkan anaknya kenyang, biarlah bekerja peras keringat banting tulang asalkan anak sampai kejenjang kebrhasilan namun ketika anaknya telah dewasa, berhasil dan sukses rupanya malahan air susu dibalas dengan air tuba NA-UZUBILLAH MIN ZALIK SUMMA NA-UZUBILLAH
Durhaka pada Orang tua dapat menyebabkan Sulit dan payah ketika menghadapi Sa'at Sakaratul Maut, Sejarah telah bicara, Al-Qamah mengalami kepayahan ketika dia sa'at sakaratul Maut Lantaran hati Ibunya teriris oleh perbuatan tingkah lakunya, yang biasanya dia sering berkhidmat, membantu dan menolong Ibunya namun kemudian setelah dia berumah tangga dan sibuk dengan Urusan rumah Tanngganya sehinga orang tuanya ter-abaikan, dan bahkan ketika ia membelikan sesuatu untuk istrinya yang Sesuatu itu juga disukai oleh Ibunya dan itu malahan diberikan pada Istrinya Bukan pada ibunya, dengan tindakan ini hati seorang Ibu merasa tersakiti lalu sang Ibu kembali kerumahnya dan berlalulah hal itu beberapa waktu, suatu sa'at Al-Qamah Jatuh Sakit keras, hal itu disampaikan pada Ibunya dan Ibunyapun dengan hati sedih menolak, kejadian itu disampaikan kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah Mengatakan Kalau Ibunya tidak Mau Mema'afkan Al_qamah tolong Kumpulkan Kayu Bakar dan Bakar Al-Qamah itu Hidup-hidup mendengarkan hal ini Seorang Ibu tidak Tega Melihat Anaknya dibakar-hidup-hidup dihadapannya dan Ibunya memberikan Ma'af Pada Al_Qamah dan Al-Qamah Berpulang Kerahmatullah Dengan mendapatkan Keradhaan ibunya dan sekaligus mendapatkan Keredhaan Allah SWT.
Pada Zaman Nabi Sulaiman as, Ketika dia terbang dengan angina diatas lautan , dari ketinggian dia melihat sebuah kubah yang putih yang berada Didasar Lautan, lalu Nabi Sulaiman Perintahkan Jin Ifrit untuk melihat kedasar laut dan mengangkatnya keluar, kemudian Jin Ifrit masuk kedasar laut dan mengangkat Kubah itu, ternyata setelah dibuka oleh Nabi Sulaiman didalamnya berisi seorang Pemuda, nabi Sulaiman berdialogh dengan Pemuda itu,
Nabi Sulaiman     : bagaimana engkau mengetahui siang dan malam dalam Kubah ini?
Pemuda                  :Kalau Kubah ini Gelap menandakan hari sudah mulai malam dan apabila Kubah ini terang maka tahulah saya bahwa hari sudah siang.
Nabi Sulaiman     : Kenapa engkau bisa berada dalam Kubah ini
Pemuda                 : Dulu saya berbakti pada Ibu Saya, ketika dia telah berumur lanjut diusia senjanya, DIA tidak bisa makan sendiri, tidak bisa minum sendiri, tidak Bisa Mandi sendiri dan tidak bisa cebok sendiri, maka sayalah yang melakukan semua itu, sehingga orang tua saya berdo'a " YA ALLAH JADIKANLAH ANAKU INI SEORANG YANG QANA'AH DAN APABILAH SAYA MATI NANTIK YA ALLAH MAKA TEMPATKANLAH DIA BUKAN DILANGIT DAN BUKAN DIBUMI " dan ternyata setelah orang tua saya meninngal saya berjalan ditepi Pantai dan tiba2 ada sebuah Kubah putih yang seolah2 menyuruh saya masuk kedalamnya dan sayapun memasukinya, kemudian kubah itu bergerak dan saya tidak tahu lagi kemana dia bergerak, ternyata saya ditempatkan oleh Allah didalam lautan dalam Kubah ini.
Ada orang yang orang tuanya, selalu melanggar aturan Agama, misalnya tidak Shalat, Judi, Mabuk-Mabukan, wanita-wanita-an dan lain-lainnya, lalu apa yang harus dilakukan apakah dia harus dibentak, dihardik, dimarahi, berkata-kata Kasar, dalam hal ini mungkin Nabi Ibrahim dengan Ayahnya dapat kita contoh, Nabi Ibrahim seorang Nabiyallah, sementara Ayahnya, seorang Pembuat Patung dan sekaligus Penyembah Patung itu, tapi apakah Nabi Ibrahim Membunuh ayahnya ? memaki-maki ayahnya? Menendang Ayahnya ? Ternyata tidak .,.,., Allah Memberikan tuntunan pergauli Jualah Ayahmu itu dengan kasih sayang dan Lemah Lembut * KAUM MUSLIMIN WAL MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH
Adapun yang dapat kita petik dalam Urain ini adalah : Marilah kita jauhi Murka Allah dan kita Raih Redhanya dengan cara Berbakhti Pada kedua Orang Tua, meringankan bebannya dan menyenangkan hatinya, baik dengan ucapan maupun dengan berbuatan *  
Pulau Punjung Selasa 12 Juli 2011
Penulis
FM Supriadi Tk Sinaro Bin Ali Bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar